Langkah Kementerian Pertanian dan Industri Asas Tani meneroka peluang pelaburan dengan penternakan lembu di pulau-pulau kosong di Indonesia dilihat adalah bijak. Ini kerana Indonesia telah diketahui mempunyai kekurangan stok daging lembu dan kes-kes rasuah yang melibatkannya termasuklah yang membabitkan ahli politik.
Selain penternakan lembu, negara juga bercadang mengusahakan tanaman padi dan tanaman jagung dan cili.
Langkah ini jika digarap mampu memberi lebih banyak peluang pekerjaan profesional di bidang pertanian untuk warga kedua-dua negara di samping meningkatkan pendapatan negara kita dan paling penting menstabilkan harga bahan makanan dalam negara.
Hanya yang kurang bijak sahaja yang tidak menyokong usaha ini.
Malaysia Incar Investasi Pertanian dan Peternakan di Pulau-pulau Kosong RI
Jumat, 27/09/2013 11:26 WIB
FOTO : DETIKFINANCE
Menteri Azas Tani dan Agro Industri Malaysia, Dato Sri Ismail Sabri bin Yakoob mengatakan Malaysia sangat berminat untuk investasi dalam produksi padi, jagung dan sapi di Indonesia.
"Malaysia siap sangat berminat untuk investasi dibidang pertanian dan peternakan di Indonesia, terutama investasi untuk produksi padi, jagung dan ternak sapi," ungkap Ismail Sabri dalam pertemuan dengan Menteri Pertanian Suswono disela acara ASEAN Ministers Agriculture and Forestry Meeting, di Kuala Lumpur, seperti dikutip dalam siaran pers Kementerian Pertanian, Jumat (27/9/2013).
Pada pertemuan tersebut, Sabri menyatakan apakah ada kemungkinan pengusaha Malaysia dapat berinvestasi dibidang pertanian dan peternakan di Indonesia.
"Kami memandang Indonesia adalah negara yang potensial untuk berinvestasi dibidang pertanian dan peternakan. Selain tanahnya subur, wilayah Indonesia juga sangat luas," ucapnya.
Bahkan jika perlu kata Sabri, Malaysia siap untuk menanamkan investasinya tersebut di pulau-pulau kosong tidak berpenghuni.
"Banyak pulau-pulau kosong yang tak berpenghuni, kalau kami boleh menaruh (investasi) sapi disana kami sangat tertarik," ungkap Sabri.
Sabri mengemukakan, beberapa waktu yang lalu Malaysia sangat antusias untuk investasi mencetak sawah di Indonesia. Namun karena kebijakan pemerintah Indonesia tidak membolehkan padi atau beras di bawa keluar Indonesia, maka para pengusaha Malaysia mundur.
“Apakah kebijakan seperti masih berlaku atau sudah berubah,” tanya Sabri Ismail.
Sabri menyatakan ingin membeli jagung untuk bahan pakan ternak dari Indonesia. Selama ini Malaysia mengimpor jagung dari India, dan sejumlah negara Amerika Latin, seperti Brasil.
“Kami berpikir untuk mengubah itu. Kami ingin membeli dari Indonesia yang lebih dekat. Dan lagi kita ini serumpun, kenapa harus beli jauh-jauh,” kata Sabri.
No comments:
Post a Comment
Komen anda, tanggungjawab anda. You should be held responsible for your comment(s).