Keberadaan ramainya pendatang asing Bangladesh dan India di negara ini perlu diperhatikan dan diawasi. Kelmarin, di Singapura, mereka telah melakukan aksi rusuhan yang sama sekali tidak dapat diterima oleh pemerintah republik tersebut.
Seramai 400 warga Bangladesh dan India mengamuk dan merusuh di Little India, Singapura dengan membelasah polis dan membakar kereta peronda dan beberapa kenderaan lain setelah rakan mereka maut dilanggar oleh sebuah bas.
Kejadian kerusuhan yang telah setengah abad tidak pernah berlaku di Singapura menjadikan pemerintah negara tersebut berang. Perdana Menteri Singapura menyebut " Walau apapun penyebab rusuhan ini, kekerasan, perbuatan merosakkan dan perlakuan jenayah tidak pernah dibenarkan".
Menurut Ketua Polis Singapura, Ng Joo Hee, rusuhan tidak disertai warga Singapura dan menganggap perbuatan merosakkan harta benda dan bertempur dengan polis bukanlah perbuatan orang Singapura.
Timbalan Perdana Menteri, Teo Chee Hean menganggap perkara tersebut sangat serius.
5 buah kereta peronda polis musnah manakala polis yang mahu mendekati kawasan kejadian di serang.
Ini adalah pengajaran kepada kita yang kini dipenuhi warga Bangladesh di sektor pembinaan dan jika di lihat di Putrajaya, sektor pembinaan semuanya dikuasai oleh mereka. Bangladesh merupakan etnik kedua terbesar di Putrajaya selepas Melayu!
Jakarta - Kepolisian Singapura telah menangkap 27 orang asal Asia Selatan yang diduga terkait kerusuhan di kawasan Little India. Kerusuhan tersebut telah mengakibatkan 18 orang terluka.
Seperti dilansir AFP, Senin (9/12/2013), kerusuhan yang melibatkan sekitar 400 orang tersebut dipicu aksi spontan massa lantaran melihat kecelakaan maut yang merenggut nyawa pria 33 tahun asal India.
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong menyatakan kejadian ini tak bisa ditoleransi lagi, meski kematian seorang anggota kelompok perusuh menjadi pemicunya.
"Apapun kejadian yang memantik kerusuhan ini, tak ada pembenaran untuk kekerasan, perusakan, dan tindak kriminal," kata Lee.
Komisioner Kepolisian Singapura Ng Joo Hee mengatakan kerusuhan berhasil dibubarkan oleh polisi dalam satu jam sejak polisi menerima laporan.
Ng Joo Hee menambahkan, tak ada warga Singapura yang terlibat kerusuhan itu. Dia menilai aksi perusakan fasilitas dan melawan polisi bukanlah karakter tipikal orang Singapura.
"Aksi kerusuhan dan perusakan fasilitas bukanlah cara orang Singapura," kata Ng Joo Hee.
Kerusuhan ini merupakan yang pertama kali terjadi setelah kerusuhan rasial tahun 1969. Negara di yang terletak di sebelah timur Pulau Sumatera ini memang disokong oleh buruh migran. Buruh asal Asia Selatan mendominasi industri sektor konstruksi. Saat kerusuhan meletus Minggu malam tadi (8/12), para pekerja sedang berkumpul sambil berbelanja, makan malam, dan minum.
Insiden ini disebut Wakil Perdana Menteri dan Menteri Dalam Negeri Singapura Teo Chee Hean sangat serius.
Kerusuhan ini melibatkan sekitar 400 massa. Dampak dari kerusuhan ini ialah rusaknya lima mobil polisi dan satu mobil ambulans. Sejumlah kendaraan pribadi juga rusak. Sebanyak 10 anggota kepolisian mengalami luka-luka.
Awal mula kerusuhan ini adalah tertabraknya seorang pria Bangladesh oleh sebuah bus. Setelah itu, entah bagaimana kerusuhan pecah. Suasana di lokasi kerusuhan sempat mencekam. Polisi yang ingin mendekat ke lokasi kecelakaan malah diburu massa. Namun untungnya situai dapat segera dikendalikan.
Kendaraan yang dibakar massa hangus di seluruh bagian bodinya dan ditinggalkan dalam kondisi terbalik. Petugas pemadam kebakaran bekerja keras untuk memadamkan api.
Beberapa warga keturunan India diamankan polisi. Salah satunya diduga sebagai provokator kerusuhan.
Oleh karena seriusnya situasi tersebut, Wakil Perdana Menteri Singapura Teo Chee Hean meninjau langsung lokasi kerusuhan. Dia meminta agar masyarakat lain tak terpancing.
No comments:
Post a Comment
Komen anda, tanggungjawab anda. You should be held responsible for your comment(s).