Jumat, 28/11/2014 19:35 WIB
Media Malaysia Sebut Jokowi Angkuh, Menko Polhukam: Bukan Angkuh, Tapi Tegas
Jakarta - Media Online 'Utusan Malaysia' menyebut Presiden Jokowi adalah pemimpin yang angkuh terkait kebijakan penenggelaman kapal asing di perairan Indonesia. Menko Polhukam Tedjo Edhy menilai, kebijakan Jokowi itu adalah kebijakan yang tegas.
"Pak Jokowi bukan angkuh tapi tegas, kenapa orang kita digantung di sana, siapa yang angkuh sekarang. Media Malaysia mengatakan kita angkuh, lalu kenapa orang kita dihukum mati di sana? Berbuat kesalahan di sini kok nggak boleh ditenggelamkan. Resiprokal (saling berbalas-red) dong," tegas Menko Tedjo di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (28/11/2014).
Tedjo menilai seharusnya media Malaysia itu juga berpikir mengapa mereka melakukan suatu hukuman ke WNI yang melanggar di negerinya, tetapi Indonesia tidak. "Jangan mikir ke dirinya sendri, mereka boleh melakukan sesuatu ke warga kita lalu kenapa kita nggak boleh. Mereka juga mengobok-ngobok kekayaan laut yang ada di kita. Kita harus tegas presiden Jokowi tegas, bukan angkuh kalau kita balik ke Malaysia ngga mau juga," paparnya.
Tedjo juga menjelaskan bahwa kapal asing yang ditenggelamkan adalah kapal yang melanggar batas laut, tidak memiliki surat-surat, dan bukan nelayan Indonesia, tetapi pakai bendera Indonesia.
"Ada dasar hukumnya, nggak ada masalah. Ini negara kita. Jangan diatur oleh orang asing," tutupnya.
"Pak Jokowi bukan angkuh tapi tegas, kenapa orang kita digantung di sana, siapa yang angkuh sekarang. Media Malaysia mengatakan kita angkuh, lalu kenapa orang kita dihukum mati di sana? Berbuat kesalahan di sini kok nggak boleh ditenggelamkan. Resiprokal (saling berbalas-red) dong," tegas Menko Tedjo di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (28/11/2014).
Tedjo menilai seharusnya media Malaysia itu juga berpikir mengapa mereka melakukan suatu hukuman ke WNI yang melanggar di negerinya, tetapi Indonesia tidak. "Jangan mikir ke dirinya sendri, mereka boleh melakukan sesuatu ke warga kita lalu kenapa kita nggak boleh. Mereka juga mengobok-ngobok kekayaan laut yang ada di kita. Kita harus tegas presiden Jokowi tegas, bukan angkuh kalau kita balik ke Malaysia ngga mau juga," paparnya.
Tedjo juga menjelaskan bahwa kapal asing yang ditenggelamkan adalah kapal yang melanggar batas laut, tidak memiliki surat-surat, dan bukan nelayan Indonesia, tetapi pakai bendera Indonesia.
"Ada dasar hukumnya, nggak ada masalah. Ini negara kita. Jangan diatur oleh orang asing," tutupnya.
Pokoknya kamu perlu guna otak...kalau ada...jgn guna rasa emosi...
ReplyDeleteNanti buahnya kok masam...macam rasa kamu seluruhnya...
Apa susah kan....kira sape butuhkn sape ya....
Betul. Jokowi bercakap laksana otaknya berada di kepala lutut. Nak karamkan... siapa yang lanun sebenarnya? Pungut semula PATI Indonesia yang berlambak di Malaysia ni. Tenguk sejauh mana ianya boleh dilakukan....cakap pandai.
ReplyDeleteYa dilihat dulu batas2 tindakan yang boleh dilakukan. Adakah benar2 indonesia berani menenggelamkan kapal2 nelayan yang menceroboh? Adakah tindakan itu sesuai dengan undang2 antarabangsa atau bagaimana? Coba tenggelamkan kapal nelayan china, kemudian armada laut china datang menuntut keadilan, sudah bersediakah indonesia untuk bertempur? Memang enak bercakap ngak pakai otak, akhirnya sendiri yang kesusahan. Agenda memalukan dari pak presiden yang baru. Kasihan indonesia.
ReplyDelete