Seperti berjudi bak 'core business' yang dilakukannya, nasib menyebelahi Genting Oil, anak syarikat Genting Group Malaysia di Indonesia apabila mereka menemui medan gas asli bersimpanan 2 trillion kaki padu setelah berusaha meneroka selama 8 tahun di Wilayah Papua. Terdapat 6 pengusaha asing telah cabut lari dalam tempoh3 hingga 6 tahun di sana apabila mendapati telaga yang mereka korek menuju ke lubang gas yang kosong. Setiap lubang telaga diusakan dengan kos hampir US$200 juta. Walaubagaimanapun temuan itu adalah untuk kegunaan industri petrokimia di Indonesia.
Perusahaan Malaysia Dapat Gas 2 Triliun Kaki Kubik di Papua Setelah Usaha 8 Tahun
Rabu, 29/05/2013 12:22 WIB
Jakarta - Perusahaan migas asal Malaysia yakni Genting Oil berhasil mendapatkan gas bumi di Papua dengan cadangan 2 triliun kaki kubik (TCF). Penemuan ini didapat setelah usaha selama 8 tahun.
"Genting Oil eksplorasi selama 8 tahunan baru dapat gas di Papua," kata Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Rudi Rubiandini dalam pesan singkatnya, Rabu (29/5/2013).
Diungkapkan Rudi, tidak mudah untuk mendapatkan minyak dan gas di wilayah Indonesia Timur. Karena medan dan investasi yang dibutuhkan sangat besar, salah satunya karena infrastruktur di sana belum terbangun sebaik di wilayah Indonesia Barat, namun masa depan migas Indonesia akan ada di bagian timur.
"Faktanya ada 6 KKKS (perusahaan migas) tidak dapat apa-apa. Setelah eksplorasi 3-6 tahun di wilayah Indonesia Timur, sumur yang di bor dry hole semua, satu sumur habisnya bisa US$ 200 juta, hengkang mereka," ucapnya.
Rudi mengatakan, perlu dana investasi besar untuk teknologi jika sebuah perusahaan ingin mendapatkan minyak atau gas di wilayah timur Indonesia.
"Agar banyak perusahaan minyak yang mau investasi di sana perlu adanya insentif. Ini tujuannya untuk menambah cadangan migas Indonesia dan menambah pendapatan negara," tandasnya.
Seperti diketahui, saat ini ada BP Tangguh yang mendapatkan gas bumi di Papua dan 100% gas diekspor keluar negeri. Namun baru pada 2018 akan ada gas dari Papua yang dijual ke dalam negeri.
Sementar untuk Genting Oil, rencananya gas yang didapatkan dari Papua tidak akan diekspor, dan digunakan untuk kebutuha nindustri petrokimia di Indonesia.
Saat ini Total E&P Indonesie perusahaan asal Prancis juga sedang mencari minyak dan gas di tanah Papua tepatnya di bagian 'kepala burung'.
Alah....blok gas tu tetap milik Indon. Genting oil ni cuma dapat contact explore n survey. Diorg x dapat pun contract drilling n production. Genting oil pun bkn ada facilities nak buat platform(pelantar). Nak buat pelantar tu pun dah makan masa tiga empat tahun. Klu PETRONAS pandai, diorg mesti akan bid tender untuk contract drilling and production. Pastu bagi anak syarikat buat pelantar and subsea.
ReplyDelete