Wednesday, June 13, 2012

Kesejahteraan Malaysia Dan Kuasa Beli Yang Besar


Ongkos Hidup di Jakarta Lebih Mahal dari Kuala Lumpur

Wahyu Daniel - detikfinance
Rabu, 13/06/2012 08:23 WIB


Jakarta - Bagi para ekspatriat, kota dengan biaya hidup termahal di dunia adalah Tokyo. Namun di Asia Tenggara, biaya hidup di Jakarta ternyata dinilai lebih mahal dari Kuala Lumpur, Malaysia.

Dalam survei biaya hidup yang dibuat oleh Mercer, dari 214 kota di lima benua yang masuk survei, Jakarta menempati peringkat 61 atau naik 8 peringkat dari tahun 2011 yaitu di peringkat 69.

Phil Stanley, Pimpinan Asia Pacific Global Mobility Centre of Excellence Mercer menyatakan, kenaikan peringkat Jakarta sebagai kota termahal bagi ekspatriat karena merosotnya peringkat kota-kota lain. Di ASEAN, Singapura menjadi kota dengan biaya hidup termahal atau menduduki peringkat 6 dari 214 kota.

"Kenaikan peringkat Singapura dari peringkat delapan menjadi enam adalah terutama disebabkan oleh menguatnya nilai tukar mata uang mereka terhadap dolar AS. Demikian pula Kuala Lumpur yang naik dari peringkat 104 ke peringkat 102 dikarenakan menguatnya nilai tukar mata uang mereka terhadap dolar AS. Sementara ibukota Indonesia, Jakarta, naik delapan peringkat disebabkan oleh merosotnya peringkat kota-kota lain," tutur Stanley.

Survey ini mencakup 214 kota di lima benua, mengukur perbandingan harga lebih dari 200 barang di tiap lokasi, termasuk transportasi, makanan, pakaian, perlengkapan rumah tangga, dan hiburan. Juga tercakup dalam survey ini adalah biaya perumahan, yang seringkali merupakan komponen pengeluaran terbesar bagi ekspatriat, sehingga memegang kontribusi yang besar terhadap hasil peringkat kota-kota. 

New York digunakan sebagai kota acuan dan semua kota dibandingkan terhadap New York. Pergerakan nilai tukar mata uang diukur terhadap dolar AS. Tokyo menjadi kota termahal dengan duduk di peringkat pertama survey ini.

Di ASEAN, biaya hidup bagi di Jakarta (61) lebih tinggi dari Bangkok (81), Kuala Lumpur (102), Hanoi (136), Ho Chi Minh City (141), dan Phnom Penh (183).




5 KOMENTAR



Pak RT Pak RTabout an hour ago
Mahal kalau gajinya cukup kan sama aja. Gaya hidupnya kali yang bikin mahal...



pro-kedamaianabout an hour ago
memang iya... hanya dengan 3 ringgit (sekitar 8 ribu rupiah), sudah bisa makan enak di malaysia, makan ambil sendiri plus segelas nescafe... tempat makannya terjamin karena setiap bulan semua penjual makanan diinspeksi sama kementrian kesehatan....kalau di Indo? 8 ribu cuma bisa makan di warteg yang kualitas makanannya nggak jelas..... nyerah  nyerah  nyerah nyerah 


Iwan Juniabout an hour ago
Memang Biaya hidup di Malaysia lebih jauh lebih murah tapi standard gaji di Malaysia lebih tinggi dari Indonesia. Jadi yang tidak benar adalah pemerintah.



cashinoroyalabout an hour ago
Ga penting juga expat pada di sini , kalo enggak suka pulang sono




jokowiyonoabout an hour ago
..bila tidurnya nyewa apartemen di Sudirman lalu makan pagi di Senayan City terus Belanja Harian ke Sogo atau Mangga Dua dan makan malam di Pondok Indah mall, kemudian pakai Kendaran pribadi yang cc 3000 ke atas menuju ke tempat tsb pasti mahal dong, bila makan di Warteg aja, terus naik motor kemana-mana, tidur di kost-kosan pasti dijamin murah 

Usir Pelarian, Bangladesh Juga Bunuh Pelarian Rohingya

Pengawal pantai dan sempadan Bangladesh telah diarahkan untuk mengusir pelarian Rohingya yang melarikan diri ke negara itu. Ini bermakna mereka menyerahkan pelarian itu untuk disembelih oleh pengganas agama Buddha di Burma. Tidak diketahui apa nasib 300 pelarian yang diusir kembali ke Myanmar  itu.

Tindakan Bangladesh ini tidak berperikemanusiaan dan layak dikecam oleh masyarakat antarabangsa.

TEKNAF, Bangladesh: Pengawal sempadan Banglades mengusir lapan bot yang membawa lebih 300 umat Islam Rohingya kebanyakannnya wanita dan kanak-kanak yang melarikan diri dari keganasan penganut Buddha di Burma, menurut seorang petugas sempadan.  Border Guard Bangladesh (BGB) dan pasukan peronda pantai yang telah diarahkan menyekat kemasukan pelarian, memintas bot di Sungai Naf yang memisahkan dua negara tersebut, menurut Mejar Shafiqur Rahman jurucakap BGB. 
Seterusnya dalam bahasa Inggeris :
"There were more than 300 Rohingya in the boats which are coming from the Myanmar city of Akyab (Sittwe). They were carrying mainly Rohingya women and children, many of whom were crying and looked extremely anxious," he told AFP. 
"All eight boats have been pushed back to Myanmar territory," he added.
Akyab is the former name of Sittwe, the capital of Myanmar's western Rakhine state where sectarian violence flared last week, leaving at least 17 people dead and prompting the authorities to declare a state of emergency. 
An AFP photographer at Teknaf in Bangladesh, near the border with Myanmar, saw smoke billowing from houses believed to be burnt in villages during the sectarian violence. BGB men handed out water and food to the Rohingyas on the boats before they were turned back, Rahman told AFP. 
Security has been stepped up along Bangladesh's 200-kilometre (125-mile) border with Myanmar to stem the influx of Rohingya refugees.  "We have been asked not to allow any illegal entry of Rohingya in Bangladesh. The authorities are concerned that their could be large-scale Rohingya entry from Myanmar," coastguard officer Badruddoza, who uses one name, told AFP. 
Reinforcements have been sent to intensify patrols on the Naf river and the islands close to the Myanmar border. "We have also enhanced vigilance during night time," he added. Bangladeshi officials estimate that a total of 300,000 Rohingya people live in the country, with only about a tenth of them in two official refugee camps in southern Cox's Bazaar. 
Two injured Rohingya, including one who was hit by a bullet, entered Bangladesh illegally Saturday and were arrested, Rahman said. Rohingya are a stateless people described by the United Nations as one of the world's most persecuted minorities. 
The Myanmar government considers the Rohingya to be foreigners, while many citizens see them as illegal immigrants from Muslim-majority Bangladesh and view them with hostility.

Ribuan Islam Rohingya Dibunuh Penduduk Dan Tentera Buddha Burma Lagi

Di Malaysia, status pelarian perang hanya di pegang oleh dua etnik tumpangan yakni Aceh dan Rohingya. Pelarian Aceh menyebut mereka ditindas pemerintahan Jawa yang menguasai Indonesia, manakala Rohingya mendakwa mereka dituduh sebagai pelarian dari Bangladesh yang memasuki tanah orang-orang Buddha di Burma.

Terkini, kaum Rohingya yang beragama Islam ditindas lagi di Burma. Rumah mereka dibakar dan mereka dibunuh. Pendapat mengatakan ajaran Buddha itu damai tidak lagi terpakai di wilayah Burma Barat apabila penduduk Rakhine yang beragama Buddha dan pasukan keselamatan Burma yang beragama Buddha membakar  rumah dan membunuh etnik Rohingya.

Menurut sumber pelarian etnik tersebut di negara ini, ketidakstabilan yang meletus bulan ini telah memakan 1,500 korban umat Islam Rohingya.

Mereka mendakwa etnik Rohingya merupakan pendatang Bangladesh tanpa mempedulikan hakikat etnik tersebut telah lama mendiami kawasan yang kini sebahagian Burma.

Hal ini adalah hasil kelalaian pemimpin Islam yang membina negara Pakistan dan lanjutannya Pakistan Timur atau Bangladesh. Wilayah Muslim ini dibiar terpinggir ke dalam Burma dan ketika tentera dan penduduk Burma yang masuk ke kawasan itu menghalau etnik Rohingya dengan mendakwa mereka sebagai penghijrah yang tidak dialu-alukan, Bangladesh tidak mampu berbuat apa-apa.

Untunglah pemimpin Malaysia dari UMNO melihat perkara ini dengan serius dan mencadangkan jalan-jalan penyelesaian walaupun telah sebelum ini mengambil beribu-ribu etnik Rohingya sebagai pelarian perang.

Apa yang tidak kedengaran ialah sikap pembangkang negara ini dalam isu antarabangsa seperti ini yang melibatkan umat Islam. Jika mereka tidak mampu menyuarakan pendapat atau mengulas tindakan yang perlu, tanpa ragu, kita wajarlah menolak mereka kerana karisma mereka di peringkat antarabangsa tidak ada.

Mereka hanya ada pemungut populariti seperti Azhar Idrus yang peranannya dalam kesejahteraan umat Islam sejagat hanyalah kononan semata-mata disebalik topeng politik.

Sepasang suami isteri etnik Rohingya dibunuh di jalanan.

Perkampungan etnik Rohingya dibakar

Mayat etnik Rohingya yang bergelimpangan
Etnik Rohingya yang berlindung di Kuala Lumpur.