Friday, March 07, 2014

Bandingkan Jambatan Pulau Pinang II dan Jambatan Selat Sunda, Menteri Perekonomian Indonesia dikritik pembaca di portal berita

Penang Second Bridge
Menteri Perekonomian Indonesia, Hatta Rajasa dikritik oleh pembaca Detik.com kerana mengeluarkan kenyataan yang menyebut jika siap Jambatan Selat Sunda, Jambatan Pulau Pinang kedua tidak bermakna apa-apa. 

Rakyat Indonesia yang telah lama disogokkan dengan rancangan membina jambatan sepanjang 31 km yang menghubungkan Jawa dan Sumatera itu ternyata kecewa apabila projek yang diwawarkan menelan belanja RM60 billion itu masih belum terlaksana, lalu menempelak kenyataan menteri tersebut.

Mereka memuji Malaysia yang dalam senyap menyiapkan Jambatan Pulau Pinang kedua sepanjang 23.5 km dalam tempoh 6 tahun dengan biaya RM4.5 billion berbanding war-war Jambatan Selat Sunda yang telah kedengaran sekian lama tetapi masih belum mula dibina.



Hatta: Jembatan Penang Tak Ada Apa-apanya Dibanding JSS

Maikel Jefriando - detikfinance
Rabu, 05/03/2014 18:43 WIB


Jakarta -Pemerintah Malaysia baru saja meresmikan Jembatan Penang 23 km, yang merupakan jembatan terpanjang di ASEAN. Tapi pemerintah Indonesia mengatakan, jembatan di Malaysia itu tidak ada apa-apanya dibandingkan Jembatan Selat Sunda (JSS) yang rencananya akan dibangun.


"(Kalau JSS jadi) Ya jauh. Penang nggak ada apa-apanya," ujar Menko Perekonomian Hatta Rajasa di kantornya, Jakarta, Rabu (5/3/2014).


Seperti diketahui, JSS akan memiliki panjang 31 km dan bentang jembatan yang mencapai 2,9 km. Sementara tingginya dari atas laut adalah 200 meter.


Hatta mengatakan, saat ini diperlukan laporan dari kesanggupan BUMN untuk menjalankan proyek JSS. Terutama untuk penggarapan studi kelayakan atau feasibility study (FS) yang senilai Rp 1 triliun.


"JSS kan sedang berjalan. Kemarin sudah kita minta agar dilaporkan segera sampai di mana kekuatan BUMN, nah kalau dia harus membiayai FS-nya sekitar Rp 1 triliun, nanti akan dilaporkan," terangnya.


Hatta menaruh harapan yang cukup besar dari masuknya BUMN untuk ikut membangun proyek yang akan menghubungkan Sumatera dan Jawa tersebut. Apalagi tidak mungkin untuk menggunakan anggaran dari APBN.


"Ya kalau tidak ya kita tidak punya pilihan. APBN kita tidak mungkin kita anggarkan," sebutnya.


(mkl/dnl)