Wednesday, November 28, 2012

Anwar Puji Demokrasi Indonesia Yang Hakikatnya...

Anwar Ibrahim kerap memuji demokrasi Indonesia. Kononnya dMalaysia tidak sematang Indonesia. Anwar menipu penjilat punggungnya. Kononnya Indonesia adalah model demokrasi yang mereka tuju. Hakikatnya, rakyat Indonesia sendiri gelisah, rimas dan benci dengan corak demokrasi negara mereka yang dinilai telah tersasar jauh. 

Beberapa ketika lalu, mereka membidas kenyataan Duta Amerika di Jakarta yang memuji demokrasi di Indonesia.


Kamis, 05/04/2012 19:04 WIB

Dubes AS: Orang Indonesia Bangun Pagi, Lalu Kritisi Pemerintah

Andree Priyanto - detikNews


Jakarta - Duta Besar Amerika Serikat (AS) Scot Alan Marciel memuji demokrasi yang berjalan di Indonesia dewasa ini. Orang Indonesia bangun pagi terus mengkritisi pemerintah.

"Saya lihat orang Indonesia seperti di Amerika, pagi-pagi bangun lalu mengkritisi pemerintah," ujarnya kepada jajaran pemimpin redaksi media di Grup Trans Corp saat berkunjung ke kantor Trans Corp di Jalan Tendean, Jakarta Selatan, Kamis (5/4/2012). 


keple05 Apr 2012 19:59:43 WIB
daripada demokratis tapi hidup gak tenteram kek gini, mendingan di bawah diktator tapi hidup tenang.. mending kyk di Malaysia atau singapore gitu


bijoksono05 Apr 2012 19:19:52 WIB
Kritisi tidak berbobot. Demo tidak berbobot. Harusnya demo besar-besaran mencegahan pelemahan KPK oleh DPR. Bukan demo besar-besaran menetang kenaikan harga BBM yang beraakibat subsidi meningkat. Banyak proyek pembangunan akhirnya ditangguhkan karena dialihkan unruk subsidi orang bermobil. Demokrasi bodoh


bijoksono05 Apr 2012 19:24:10 WIB
Amerika suka demokrasi maju di negara berkembang. Karena nantinya bila suatu negara pemerintahnya berseberangan dengan amerika mereka akan bayar para penentang pemerintah dengan jalan berdemo kalau perlu dipersenjatia seperti di Liby dan Suriah.


Bambang Kristanto05 Apr 2012 22:41:07 WIB
AS senang lihat demokrasi di indonesia yang tanpa aturan, Dubes AS memuji karena ingin demokrasi yang kebablasen ini terus berlangsung di indonesia. semua orang yangberpikir tahu bhw praktek demokrasi di indonesia jelas berbahaya bagi masa depan NKRI. kondisi ini jelas membuat AS senang karena AS tahu bila praktek demokrasi ini terus berlangsung NKRI bakal hancur


masbatosai05 Apr 2012 23:08:49 WIB
Demokrasi?? muntah  Hancur....!!! Kebanyakan pengkritik tanpas solusi...!! Ini bukan demokrasi...! tapi liberal...! Demokrasi Pancasila sudah jadi * ...


Slamet Berkoh05 Apr 2012 23:20:48 WIB
rupanya banyak yang senang elite politik terus 'berantem'... lupa membangun kesejahteraan. jangan terkecoh, tapi negeri ini terlalu senang dipuji yg spt itu, padahal menjerumuskan!


Joe Vanka05 Apr 2012 22:12:57 WIB
negara anda itu senang dengan demokrasi, karena dengan demokrasi akan terjadi demonstrasi, kemudian negara anda yang merasa jadi polisi akan datang menginterupsi negara demokrasi, pada ah=khirnya nanti anda akan menggerogoti dan melumpuhkan kami dengan alasan demokrasi dan hak asasi, setelah pemerintahan kami diamputasi maka negara anda akan uncul menjadi negara wali, pelan tapi pasti mulai dari semenanjung * sampai akhirnya ke tanah kami ini.kami mengerti dan paham namun tak mampu untuk


yusuf.herdi05 Apr 2012 23:12:15 WIB
Duta Besar Amerika Serikat (AS) Scot Alan Marciel sebetulnya bukan memuji, tapi \"ngenyek\" orang kita, saking kebablasan berdemokrasi, sehingga bangun pagi yang kepikir adalah cara yang harus dilakukan untuk menjatuhkan/mencongkel pemerintah bukan mengkritisi pemerintah. Masih belum sadarkah kita ? Negara lain akan senang kalau kita setiap hari kerjanya demo terus, supaya Indonesia tidak punya kesempatan untuk mikir masa depan. Supaya mudah dikacangin atau dikecingin...???


Sugi Sugiono05 Apr 2012 22:11:06 WIB
Jangan terlalu senang dan percaya dengan sanjungan dan pujian AS, senyum ramah didepan mbedhol mburi bangsa culas suka ngobok ngobok ikit campur negri orang degan alasan Demokrasi dan Ham gak taunya ngincar sumber alamnya dan meniggalkan negara lain dalam keadan kacau dan berantakan...tak usah basa basi mister...kayak politisi senayan aja...

Haruskah selamanya penjilat pengkhianat terus ditipu hidup-hidup?

Lagi Perbuatan Anwar Burukkan Negara Di Indonesia Hari Ini


Entah apa sialnya yang melekat pada orang tua ini, dia sekali lagi mengeluarkan kenyataan seolah-olah dirinya bersih dari gejala rasuah.  Bapa Korupsi Nasional ini memberitahu khalayak di Indonesia perkara yang seolah-olah tidak mengaitkan dirinya langsung.

Seolah-olah dia seorang yang suci, seorang yang baru muncul dipersada politik. Anjing tua ini yang semakin dipandang rendah dikalangan rakyat Indonesia ini mengambil kesempatan dengan membuat kenyataan kepada khalayak yang tidak mengetahui latar belakangnya.

Dasar pencelaka bangsa.

Rabu, 28/11/2012 14:32 WIB

Pemilu Malaysia

Anwar Ibrahim: Pemerintah Serang Saya karena Mengundang Pemantau Asing

Danu Damarjati - detikNews


Jakarta - Anwar Ibrahim mengundang pemantau asing untuk mengawasi Pemilu Malaysia yang juga diikutinya pada Desember mendatang. Akibatnya mantan PM itu pun diserang pemerintah Malaysia.

"Concern kita adalah kecurangan dalam pemilu. Saya sudah mengundang pemantau asing untuk mengawasi pemilu. Pemerintah sudah menyerang saya karena mengundang pemantau asing," ujar Anwar.

Anwar mengatakan itu usai menghadiri peluncuran dan bedah buku bertajuk 'Demokrasi Take Off?: The BJ Habibie Period' di Hotel Atlet Century Park, Senayan, Jakarta, Rabu (28/11/2012). 

Anwar menilai, dia memiliki harapan yang cukup tinggi untuk maju dalam pemilu Malaysia. Bahkan dia memprediksi akan memenangi pemilu.

Peluang untuk menang, lanjut Anwar, terbuka lebar karena anak-anak muda Malaysia mendukung perubahan yang cukup kuat dalam hal korupsi di Malaysia. Bahkan warga Malaysia benci dengan korupsi. 

"Sekarang orang benci dengan korupsi dan menginginkan perubahan. Urusan yang kita hadapi di dalam negeri Malaysia adalah korupsi," kata Anwar.

Dalam kesempatan itu, Anwar menyoroti pengusutan kasus TKI di Malaysia. Menurutnya, pemerintah Malaysia harus bertindak tegas.

"Itu isu besar. Sepatutnya pemerintah harus keras dan tidak menimbulkan kontroversi baru politik. Harus ada pemantau pemerintah dari negara asal pekerja yang bekerja di Malaysia agar tidak terjadi tindakan yang tidak diinginkan," ucap Anwar.

Bukan Semua Rakyat Indonesia Begitu


Bukan semua rakyat Indonesia menyimpan buruk sangka ke atas Malaysia. Kebanyakan yang bersifat demikian ialah mereka yang bukan Islam (bersifat melaga-lagakan) dan mereka yang tidak pernah sampai ke negara ini. Jemput membaca secebis kisah dari seorang pengunjung Indonesia yang pertama kali ke negara ini.

Seperti Ini Cara Malaysia Menghormati Turis Muslim


Sebagai turis yang baru pertama kali menginjakkan kakinya di Negeri Jiran, saya merasa ada banyak hal yang mengesankan. Salah satunya adalah perhatian masyarakat di sana terhadap turis muslim yang sedang berkunjung ke Malaysia. Penasaran?
Sekitar 1 tahun yang lalu, tepatnya 10-15 Juli 2011, saya bersama 85 calon planner angkatan 2009, berkesempatan melakukan kunjungan kedua negara tetangga, Malaysia dan Singapura. Sedikit me-review, acara ini merupakan kegiatan yang terangkum dalam rangkaian Kuliah Kerja Perencanaan (KKP) 2011, program studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Gadjah Mada.
Sebagai orang yang baru pertama kali menginjakkan kakinya di luar administratif NKRI itu, tentu memiliki kesan tersendiri khususnya di Negeri Jiran Malaysia. Negara yang didominasi ras Melayu Muslim ini, ternyata punya karya luar biasa yang bisa memberikan kesan bangga bagi umat Islam yang tengah berlibur ke sana. Mungkin ini berlebihan, mengingat Indonesia merupakan negara mayoritas Muslim dunia.
Malaysia mampu menyatukan Islam dan modernitas. Kata "wah" spontan terlontar saat berkunjung ke Putrajaya, sang ibukota baru Malaysia. Saya rasa, siapapun yang berkunjung atau sekadar melintas di kawasan ini, boleh jadi terkesima melihat bangunan pusat pemerintahan yang berdiri megah nan eksotis.
Bangunan tersebut didesain menyerupai masjid dengan sentuhan modern. Akses yang besar melintasi sungai dengan ruang terbuka publik yang amat besar, memberikan "roh" eksklusif untuk segera memusatkan perhatian pada bangunan ini.
Berdampingan dengan masjid yang juga memesona disertai panorama sungai dan jembatan yang bercahaya indah pada malam hari. Sungguh, benar-benar menyajikan kultur Islam yang modern. Subhanallah!
Memiliki adab yang santun rasanya telah menjadi kebiasaan di negeri ini. Malaysia, di beberapa titik kegiatan genap menyelipkan ajakan untuk tetap berbudi pekerti. Salah satunya di kampus UTM (Universiti Teknologi Malaysia), di mana tersebar papan-papan yang mengingatkan pembacanya untuk selalu menjunjung tinggi kesantunan dalam berkehidupan.
Apalagi kalau soal ibadah. Di Masjid Putrajaya misalnya, seorang wanita Muslim yang belum menutup auratnya secara utuh misal tidak berjilbab, tidak diperkenankan masuk untuk melakukan sembahyang. Mereka terlebih dahulu dipinjamkan pakaian khusus untuk menutupi seluruh auratnya.
Para takmir pun tak segan mengingatkan pengunjung untuk tidak tidur-tiduran di masjid. Mereka meyakini bahwa esensi ibadah justru terletak pada kekhusyukan berkomunikasi dengan Sang Pencipta.
Namun, kemirisan justru terjadi saat mengurus administrasi di Woodland, perbatasan antara Singapura-Malaysia. Ketika ingin berkunjung ke Negeri Merlion itu, beberapa rekan saya sempat tertahan oleh keamanan Singapura karena kecurigaan nama "Islam" yang disandangnya.
Seperti dalam adegan film "My Name is Khan", mereka yang tertahan, mengaku diintogerasi berkaitan dengan isu terorisme. Hal ini jelas berbeda dengan Malaysia yang tidak menaruh curiga secara berlebihan pada para penyandang nama berkultur Islam.
Ingat sekali ketika saya dan seorang teman mencari masjid di Woodland. Kali ini terjadi setelah saya melakukan kunjungan selama dua hari di Singapura dan hendak kembali ke Malaysia menuju Tanah Air.
Saat itu, kami bertanya pada penjual makanan halal yang pada dasarnya adalah orang Malaysia.
"Excuse me Sir, Where is the mosque?", tanya kami.
"You are Muslim? Malaysian?", Ia berbalik tanya.
Kami pun membalas, "We are Indonesian Muslim."
"Ooh... Indonesian!", teriaknya dengan senyuman dan mengajak kami berjabat tangan dengan dirangkul, seolah menemukan saudaranya.
Kami pun ditunjukkan ke arah masjid menggunakan bahasa Melayu. Betapa indah keramahan sosial yang mereka tunjukkan meskipun tidak berada di negerinya sendiri.
Ya, itulah sedikit cerita tentang bagaimana Negeri Jiran menunjukkan kebanggaannya terhadap kebudayaan Muslim.