Thursday, September 04, 2014

Rancangan pindahkan Makam Rasulullah dikritik umat Islam

Satu kontroversi lagi dicetus oleh puak Wahabi di Arab Saudi yang mewacanakan pemindahan Makam Rasulullah dan mengalihkan ke tempat baru tanpa bernisan bagi kononnya mencegah perbuatan syirik dan pemujaan. 

Ramai rakyat Malaysia dan Indonesia marah dengan rancangan ini malah telah mencetuskan kemarahan umat Syiah dan Sunni di Timur Tengah.

Perbuatan itu yang diusulkan atas alasan yang tidak kukuh langsung dengan rancangan memakamkan semula tanpa nisan dan tanda dikhuatiri menjadi usaha untuk menyekat amalan ziarah ke Makam Rasulullah oleh umat Islam seluruh dunia.



RABU, 03 SEPTEMBER 2014 | 10:16 WIB

Ini Alasan Pemindahan Makam Nabi Muhammad 


TEMPO.COMadinah - Usulan pemindahan makam Nabi Muhammad yang diajukan seorang akademikus Arab Saudi yang belum diketahui namanya membuat dunia terhenyak. Pasalnya, Nabi Muhammad memiliki peranan penting, baik bagi kelompok Syiah ataupun Sunni. (Baca: Makam Nabi Muhammad akan Dipindahkan)

Setiap hari jutaan umat Islam, baik Syiah maupun Sunni, berziarah dan berdoa di sana. Pemindahan makam Nabi Muhammad dari Masjid Nabawi menuju pemakaman al-Baqi yang tak jauh dari Nabawi bisa memicu ketegangan sektarian antara Sunni dan Syiah seperti yang kini telah terjadi di Suriah dan Irak.

Namun demikian, menurut Direktur Yayasan Penelitian Peninggalan Islam Saudi, Dr Irfan al-Alawi, kaum Wahabi yang merupakan cabang dari Sunni menganggap penyembahan dan penyucian "benda", termasuk makam, sebagai praktek syirik.

Ia menduga pemindahan makam dimaksudkan untuk mencegah perbuatan syirik atau penyembahan berhala. "Memang, jemaah yang mengunjungi Kubah Hijau, tempat makam Nabi Muhammad berada, akan menoleh ke pemakaman dan berdoa," tutur al-Alawi kepada The Independent, Senin, 1 September 2014.

Dengan alasan dan cara lebih ekstrim, hal serupa sudah lebih dulu dilakukan pada makam Nabi Yusuf di Kota Mosul, Irak, pada akhir Juli lalu. Militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang menguasai wilayah tersebut menganggap menziarahi makam termasuk penyembahan berhala. Oleh karena itu, mereka kemudian menghancurkannya. (Baca:Militan ISIS Ledakkan Makam Nabi Yunus)

Bahkan, ISIS bersumpah akan menghancurkan Kabah jika mereka berhasil menguasai Arab Saudi dan mencapai Mekah. Mereka menyatakan Kabah menyebabkan seseorang "menyembah batu selain Allah". (Baca: ISIS Bersumpah Hancurkan Kabah Jika Kuasai Mekah). Menanggapi kerasnya paham dan tindakan ISIS itu, pemerintah Arab Saudi telah menyerukan bahwa kelompok itu merupakan musuh nomor satu umat Islam.