Wednesday, November 21, 2012

Solusi Kesesakan : Cadangan Plet Genap Dan Ganjil Dikaji Di Jakarta


Empat tahun lepas teman pernah menulis ke akhbar yang rajin diboikot pembangkang berhubung kaedah menyelesaikan masalah kesesakan jalanraya di Kuala Lumpur. Tapi tidak dilayan. Cadangan teman ialah penggiliran antara kenderaan berplet genap dan ganjil di atas jalan di dalam Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur.

Nampaknya, solusi yang teman cadangkan, yang mungkin ada dipakai di tempat-tempat lain di dunia ini, telah dipertimbangkan tetapi bukan di negara ini. Tetapi di negara sebelah, oleh Gabenor baru Jakarta, Joko Widodo. 

Lalu teman pun nak kata apa lagi. Idea dah tak laku di sini. Kalau di pertimbangkan jugak, timbul kisah Malaysia maling lagi. Nyontek lagi. Dan entah apa-apa 'terma busuk hati yang akan timbul'. Semoga 'kemacetan'  Jakarta akan pulih lebih baik dengan idea tersebut.


Jokowi Kaji Mobil yang Masuk Jakarta Genap dan Ganjil

Ray Jordan - detikNews


Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengkaji gagasan membatasi mobil yang masuk Jakarta. Caranya, dengan nomor polisi ganjil dan genap secara bergantian.

"Beliau menyampaikan juga ada pembatasan, ada rencana, gagasan, namun masih diukur kemungkinan-kemungkinan kalau yang masuk ke Jakarta itu adalah nomor-nomor ganjil dan genap," ujar Gubernur Lemhannas Budi Susilo.

Budi mengatakan itu usai bertemu Jokowi di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (21/11/2012). Budi datang bersama para pakar dari FT UI.

Menurut Budi, saat ini pembatasan mobil nopol ganjil genap masih sebatas wacana. Jokowi juga sedang memikirkan terkait pemukiman warga dari kota penyangga Jakarta seperti Bekasi.

"Sehingga tidak orang-orang jauh dari Bekasi yang datang ke sini. Tapi kalau kantornya di DKI bagaimana perumahannya itu bisa dekat ke DKI," kata Budi.

Sebelumnya, Polda Metro Jaya pada Agustus 2011 lalu batal melakukan uji coba penerapan pembatasan mobil nomor polisi ganjil dan genap. Program itu dinilai akan mengurangi sekitar 50 persen kemacetan di Jakarta. Uji coba itu urung dilakukan karena beberapa pihak protes.

(nik/nrl) 

No comments: