Friday, January 28, 2011

Siti Nurhaliza Dicadang Jadi Ikon Nusantara

Siti Nurhaliza dicadang jadi Duta Kebudayaan Melayu

28/01/2011 4:38pm

BANDUNG 28 Jan. – Di sebalik hubungan Malaysia dan Indonesia yang kadang kalanya “panas”, artis popular dari Malaysia Datuk Siti Nurhaliza Tarudin dicadangkan menjadi Duta Kebudayaan Masyarakat Melayu dalam usaha mengakrabkan hubungan rakyat di negara-negara Nusantara.

Cadangan itu dibuat oleh Ikatan Setiakawan Wartawan Malaysia-Indonesia (Iswami) berdasarkan penerimaan besar masyarakat terhadap personaliti Siti Nurhaliza.

"Lebih baik gelar itu datang dari masyarakat, lebih baik beliau diterima masyarakat, kerana gelar itu akan menjadi abadi,” kata Ketua Iswami Indonesia, Saiful Hadi Chalid ketika ditemui Bernama di sini hari ini.

Saiful Hadi, yang juga Ketua Pengarang Agensi Berita Indonesia, Antara, sebelum itu menyuarakan cadangan berkenaan semasa memberi ucapan awal pada Seminar Ekonomi Malaysia Indonesia (SEMI 10) dan berharap semua pihak di Indonesia dan Malaysia dapat menerima secara positif cadangan itu.

Seminar sehari itu, yang dianjurkan oleh Iswami, dirasmikan oleh Menteri Kewangan Kedua Malaysia Datuk Seri Ahmad Husni Hanadzlah.

Ketika menjelaskan lebih lanjut cadangan beliau itu, Saiful Hadi berkata beliau yakin Siti Nurhaliza boleh memainkan peranan amat berkesan untuk

“menyejukkan suasana” ketika berlaku krisis dalam hubungan Malaysia dan Indonesia, misalnya.

"Ketika ada isu-isu hangat, tak perlu bersusah-payah kita mengirim delegasi Malaysia atau Indonesia untuk menenangkan keadaan, cukup dengan mengirim Siti Nurhaliza menyanyi dan mengatakan buat apa kita bermusuhan.

"Cukup itu saja, ini akan menggugat hati orang yang hanya melihat sesuatu perkara itu dari sisi negatif,” katanya. - Bernama

Indonesia Puji Kemajuan Sarawak, Kutuk Wilayah Sendiri

Kamis, 27/01/2011 13:04 WIB
Gamawan Pamer Foto Timpangnya Pembangunan RI-Malaysia di Perbatasan
Adi Lazuardi - detikNews

Jakarta - Pembangunan di perbatasan RI-Malaysia di Kalimantan Barat dengan Serawak ternyata sangat timpang. Kondisi perbatasan di Malaysia sudah tampak lebih maju daripada di perbatasan Indonesia.

"Padahal rumah ini dua-duanya bertetanggaan di satu wilayah Indonesia dan Malaysia," kata Kepala Badan Nasional Pengelola Perbatasan Gamawan Fauzi.

Hal itu disampaikan Gamawan sambil menunjukkan foto-foto perbedaan kondisi perbatasan dalam raker dengan anggota Komisi II DPR, Senayan, Kamis (27/1/2011). Namun Gamawan tak menyebutkan kapan foto-foto tersebut diambil.

Pria yang juga menjabat sebagai Mendagri ini membawa 4 foto kondisi perbatasan RI. 3 Di antaranya perbatasan Kalimantan Barat-Serawak. Sedangkan 1 foto lainnya perbatasan RI-Papua Nugini.

Foto pertama yang ditunjukkan Gamawan ke DPR yakni foto rumah-rumah warga RI dan Malaysia. Gamawan membandingkan rumah warga RI di perbatasan sudah tidak layak huni. Kondisi bangunannya sudah mulai lapuk. Rumah warga Indonesia ini pun terbuat dari kayu.

Kondisi ini berbeda jauh dengan rumah warga Malaysia. Rumah warga Malaysia terbuat dari tembok dengan cat yang masih baru. Bahkan beberapa di antaranya sudah bertingkat dua.

Kemudian Gamawan menunjukkan foto kedua. Di foto kedua ini tampak kondisi jalan di perbatasan RI-Malaysia. Jalan di perbatasan RI terlihat belum diaspal, sebagian berumput dan berbatuan. Sementara di Malaysia sudah diaspal.

"Padahal di Malaysia jarang masuk kendaraan. Kapan kita punya jalan seperti ini di perbatasan," kata Gamawan sambil menunjukkan foto perbatasan Malaysia.

Foto ketiga yang ditunjukkan Gamawan yakni pembangunan gedung sekolah. Gedung sekolah di perbatasan RI sangat menyedihkan. Sekolah tersebut tampak tidak terawat dan luas bangunannya kecil. Sementara di Malaysia, sekolahnya sudah bertingkat 4.

Foto keempat yakni perbatasan RI-Papua Nugini. Di perbatasan ini, kondisinya tidak begitu signifikan. Malah perbatasan Indonesia masih lebih baik dari Papua Nugini.

"Kalau kita dengan Papua Nugini masih baguslah," ujarnya.