Acara pertandingan ratu catik Miss World yang bakal diadakan di Bali pada 28 September ini mencetus perbalahan hebat di Indonesia. Pertandingan tersebut yang diadakan di sebuah pulau yang majoritinya beragama Hindu Bali membawa nama Indonesia justeru memanggil banyak NGO Islam membantah pengelolaannya.
Inilah parahnya apabila sebuah negara disekularkan. Walaupun mempunyai Menteri Agama yang jelas menyebut tidak bersetuju dengan pengelolaan acara tersebut, namun tiada apapun yang mampu menunjukkan suara seorang menteri khusus agama itu didengari. Islam tiada kuasa di sana walaupun lebih 200 juta dari 250 juta penduduknya adalah beragama Islam.
Jumat, 06/09/2013 15:16 WIB
Kontroversi Ajang Miss World
Menteri Agama Sudah Jelas Tolak Miss World
Jakarta - Sikap pejabat pemerintah berbeda-beda dalam memandang penyelenggaraan Miss World 2013 yang pertama kalinya dihelat di Tanah Air. Menteri Agama Suryadharma Ali sudah mengeluarkan pernyataan sikapnya yakni tak setuju ajang ratu kecantikan sejagat itu digelar di Indonesia.
Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar mengatakan Menteri Agama sudah bicara dengan menolak pergelaran ajang tersebut karena tidak sesuai dengan budaya sebagian besar masyarakat Indonesia yang mayoritas umat muslim. "Hal yang menjadi prioritas seharusnya adalah mendengarkan aspirasi masyarakat kaum muslim," kata Nassarudin kepada detikcom kemarin.
Namun begitu, Nasaruddin mengaku kalau Kementerian Agama tidak punya wewenang untuk membatalkan ajang Miss World. “Yang pasti kami ikuti instruksi Bapak Menteri,” katanya.
Politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Reni Marlinawati mengatakan pergelaran Miss World tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam dan tidak pantas digelar di Indonesia.
Menurut anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang duduk di Komisi X ini, pemerintah telah melupakan kepentingan yang lebih besar yaitu martabat bangsa dan menjunjung tinggi kaum perempuan.
“Saya sebagai perempuan muslim jelas nolak. Enggak ada bagusnya digelar di Indonesia. Kita enggak cocok dengan budaya barat. Jangan dipaksakan,” kata Reni kepada detikcom, kemarin.
Jumat, 06/09/2013 13:18 WIB
Kontroversi Ajang Miss World
Yang Lahir dari Sebuah Kontes Bikini
Jakarta - Pada tahun 1951, Eric Douglas Morley menggelar sebuah kontes bikini untuk mempromosikan kostum pakaian renang saat itu. Ajang ini pertama kali diselenggarakan di Inggris. Oleh media internasional kontes ini disebut sebagai Miss World.
Eric, pria kelahiran 26 September 1918 itu kemudian menjadikan kontes ini sebagai acara rutin tahunan. Label Miss World pun melekat pada perhelatan ini. Bersama isterinya Julia Morley, dia kemudian mendirikan Miss World Organization yang mengelola final tahunan Miss World.
Hingga kini Miss World telah menjelma sebagai salah satu kompetisi terbesar sedunia, bersaing dengan ajang Miss Universe. Media di Indonesia sering menyebut dua kompetisi ini sebagai kontes ratu sejagad.
Setelah Eric Morley meninggal pada tahun 2000, Julia Morle, menggantikan posisi sang suami sebagai Chairwoman of Miss World Organization. Hingga kini organisasi tersebut telah memiliki 130 waralaba di 130 negara.
Setiap tahun Miss World Organization tak kurang bisa meraup laba hingga US $ 450 juta. Peserta Miss World diambil dari pemenang kontes serupa di masing-masing negara. Misalnya, peserta dari Indonesia adalah pemenang dalam acara Miss Indonesia.
Tahun ini Indonesia mendapat giliran sebagai penyelanggara Miss Word. Acara akan berlangsung selama kurang lebih satu bulan di dua tempat, yakni Bali, dan puncaknya di Sentul, Bogor, Jawa Barat.
Muncul penolakan dari sejumlah organisasi Islam di Indonesia atas penyelanggaraan Miss World ini. Mereka khawatir pada saat kontes berlangsung, ada sesi peserta hanya mengenakan bikini, yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia.
Namun Direktur MNC Media Group Budi Rustanto sebagai panitia penyelenggara menjamin tidak akan ada sesi kostum bikini dalam kontes Miss World 2013. “Kalau ini (bikini) dari awal kami sudah bicara dan mengajukan syarat pada pemegang lisensi Miss World sejak 2-3 tahun lalu,” kata Budi kepada detikcom.
Selain menghilangkan sesi bikini, Budi juga menjamin tak ada bagian acara yang melecehkan wanita. “Enggak ada buka-bukaan, ukuran-ukuran tubuh yang menghina wanita enggak ada. Orang-orang yang kontra itu kan protes karena semua vital wanita semuanya diukur, saya pikir mana pernah itu terjadi di Indonesia,” kata Budi.
Pada Miss World 2013 ini peserta akan menggunakan satu potong baju renang ditambah sarung tradisional. Sarung ini akan menutup perut hingga kaki untuk menghormati budaya Indonesia.