Thursday, October 13, 2011

Indonesia Nafi Malaysia Curi Wilayahnya Di Sarawak

Ical: Tidak Boleh Ada Sejengkal Tanah Indonesia yang Dicaplok
Rabu, 12/10/2011 15:05 WIB

Jakarta - Sebelum menjadi kontroversi yang berkepanjangan, kabar bahwa Malaysia mencaplok wilayah Indonesia di Camar Bulan dan Tanjung Datu, Kalimantan Barat, harus dipastikan kebenarannya. Pada prinsipnya setiap jengkal wilayah kadaulatan RI wajib dipertahankan.

"Periksa apakah betul dicaplok. Kalau menurut Pak Djoko (Menkopolhukam) kan tidak benar," ujar Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie, sebelum rapat fraksi Golkar di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (12/10/2011).

Kebiadapan sakai darat indon semalam..

Ical menegaskan batas wilayah kedaulatan dua negara bertetangga ini harus benar-benar jelas. Sehingga dapat diketahui secara cepat dan mudah bila memang terjadi pergeseran patok batas wilayah.

Lebih penting lagi adalah mempertahankan batas wilayah tersebut. "Tidak boleh ada sejengkal pun wilayah Indonesia dicaplok orang lain. Kita harus mengamankannya," ujar Ical

Seperti diberitakan, dari hasil kunjungan kerja kejanya, Komisi I DPR menemukan Malaysia telah mencaplok wilayah RI di Kalimantan Barat. Di Camar Bulan, tanah RI hilang 1.400 Ha dan di Tanjung Datu pantai RI hilang 80.000 meter persegi.

Mendagri Gamawan Fauzi menolak penggunaan istilah mencaplok. Dia menegaskan bahwa antara Indonesia dan Malaysia masih melakukan perundingan terkait wilayah perbatasan Camar Bulan dan Tanjung Datu.

"Saya menyarankan jangan buru-buru, jangan kita sebut itu mencaplok. Karena kita kan setiap saat berunding dengan Malaysia. Ini juga pernah kita bahas tahun 1978 di Semarang.," ucap Gamawan kemarin.

Direktur Jenderal Hukum dan Perjanjian Internasional Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Linggawati Hakim ,mengatakan, wilayah perbatasan laut RI-Malaysia di Tanjung Datu, Kalimantan Barat, memang belum jelas. Di bagian Laut Cina Selatan itu, antara RI-Malaysia baru ada perjanjian Landas Kontinen 1969.

Belum ada perjanjian Laut Wilayah dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Perundingan dengan Malaysia soal Laut Wilayah dan ZEE di Tanjung Datu baru akan dilaksanakan 16-18 Oktober mendatang.

Sementara, Menko Polhukam Djoko Suyanto mengaku heran atas adanya pemberitaan pencaplokan Tanjung Datu dan Camar Bulan. Menurut dia, koordinat perbatasan kedua negara di wilayah itu tidak ada yang berubah.

(her/lh)

Jelas sekali war war yang mengakibatkan serangan kedutaan Malaysia oleh kumpulan anarki Indonesia FBR adalah berpunca dari khabar angin yang dibakar panas mungkin sekali oleh puak-puak dikepalai Anwar Ibrahim yang gemar ke Indonesia dan menaja demonstrasi dan nasi bungkus kepada para penganggur.

Bahkan, cara berpolitik puak PR di negara ini juga 100% dicontek dari cara berpolitik ahli-ahli politik murahan Indonesia.

Jika sebelum ini mereka mengupah preman-preman jalanan atas nama Migrant Care, kali ini mereka gunakan puak-puak Forum Betawi Rempug yang terkenal dengan pergaduhan di sana-sini sekitar Jakarta.

Tindakan FBR juga disebabkan degar-degar pemimpin Indonesia yang juga terkenal dengan rendah tahap diplomasi mereka dan sering membawa emosi ke meja politik kerana inginkan perhatian. Murah dan meloyakan.

Tetapi siapa yang perlu disalahkan jika warganya sendiri kalau-kalau berkeinginan untuk menyertai Malaysia? Bak kata seorang poli-tikus mereka :

"Sebab yang kita temukan saat melakukan kunjungan ke daerah itu, ialah, Malaysia penduduknya berpendar cahaya. Sementara kita gelap gulita, kan itu jadi pilu, padahal itukan jadi halaman muka negeri ini," tutup Priyo.