Duta Malaysia ke Indonesia, Zahrain Mohammed Hashim yang juga bekas ahli PKR, telah menjawab dengan baik kepada media Indonesia berhubung teguran Presiden Indonesia yang bakal menamatkan tempoh berkhidmat, Susilo Bambang Yudhoyono berhubung keseriusan Malaysia dalam memuktamadkan sempadan laut antara kedua negara.
Jumat, 17/10/2014 20:52 WIB
Malaysia Serius Bahas Batas Maritim dengan Indonesia
Jakarta - Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Dato Seri Zahrain Mohamed menyangkal pemerintah negaranya tak serius menyelesaikan sengketa batas maritim dengan Indonesia. Menurutnya perundingan antar kedua negara terkait perbatasan sedang berjalan.
"Kita sudah beberapa kali bertemu pihak Indonesia dan dalam proses untuk menyelesaikan. Prosesnya memang panjang karena menyangkut perbatasan internasional," ujar Zahrain kepada pers di Kedutaan Besar Malaysia, Jakarta, Jumat (17/10/2014).
Ia menanggapi pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) beberapa hari lalu yang mengharapkan Malaysia serius menyelesaikan masalah perbatasan.
Mengutip penjelasan Kementerian Luar Negeri Indonesia kemarin, Zahrain mengungkapkan bahwa pernyataan SBY bukan dimaksudkan untuk menuding Malaysia tak serius. Sebaliknya, pernyataan itu lebih dimaksudkan sebagai nasihat seorang senior atau warisan dari SBY yang akan mengakhiri pengabdiannya dalam beberapa hari ke depan.
"Itu nasihat SBY bukan untuk merendahkan martabat Malaysia. Kami secara terbuka menerima penjelasan tersebut," kata Zahrain.
Ia memaparkan ada empat perbatasan maritim yang sedang dibahas bersama Indonesia yakni di perairan Sulawesi yang dikenal dengan Ambalat, Tanjung Datu yang berbatasan dengan Kalimantan Barat, Selat Malaka, dan sebelah timur Selat Singapura. Namun dia menolak menyampaikan sampai dimana kemajuan proses perundingan itu.
"Itu terlalu teknis," katanya.
Sebelumnya diberitakan SBY mengeluhkan sikap pemerintah Malaysia yang tidak serius menyelesaikan persoalan itu. SBY pun membandingkan sikap tersebut dengan negara-negara tetangga lainnya.
"Saya melihat dengan Malaysia, kurang nyata kemajuannya dibandingkan dengan negara-negara lain," kata SBY saat menerima Tim Teknis Penetapan Batas Maritim di Istana Negara Jakarta, Senin (13/10/2014).
"Kita sudah beberapa kali bertemu pihak Indonesia dan dalam proses untuk menyelesaikan. Prosesnya memang panjang karena menyangkut perbatasan internasional," ujar Zahrain kepada pers di Kedutaan Besar Malaysia, Jakarta, Jumat (17/10/2014).
Ia menanggapi pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) beberapa hari lalu yang mengharapkan Malaysia serius menyelesaikan masalah perbatasan.
Mengutip penjelasan Kementerian Luar Negeri Indonesia kemarin, Zahrain mengungkapkan bahwa pernyataan SBY bukan dimaksudkan untuk menuding Malaysia tak serius. Sebaliknya, pernyataan itu lebih dimaksudkan sebagai nasihat seorang senior atau warisan dari SBY yang akan mengakhiri pengabdiannya dalam beberapa hari ke depan.
"Itu nasihat SBY bukan untuk merendahkan martabat Malaysia. Kami secara terbuka menerima penjelasan tersebut," kata Zahrain.
Ia memaparkan ada empat perbatasan maritim yang sedang dibahas bersama Indonesia yakni di perairan Sulawesi yang dikenal dengan Ambalat, Tanjung Datu yang berbatasan dengan Kalimantan Barat, Selat Malaka, dan sebelah timur Selat Singapura. Namun dia menolak menyampaikan sampai dimana kemajuan proses perundingan itu.
"Itu terlalu teknis," katanya.
Sebelumnya diberitakan SBY mengeluhkan sikap pemerintah Malaysia yang tidak serius menyelesaikan persoalan itu. SBY pun membandingkan sikap tersebut dengan negara-negara tetangga lainnya.
"Saya melihat dengan Malaysia, kurang nyata kemajuannya dibandingkan dengan negara-negara lain," kata SBY saat menerima Tim Teknis Penetapan Batas Maritim di Istana Negara Jakarta, Senin (13/10/2014).