Takziah diucapkan ke atas Kerajaan Brunei Darussalam susulan kemalangan helikopter Tentera Udara Diraja Brunei yang meragut 12 nyawa baru-baru ini.
INTERNASIONAL - ASIA
Senin, 23 Juli 2012 , 06:02:00
KUALA LUMPUR - 12 personel militer termasuk di antaranya 6 kadet tewas ketika sebuah helikopter milik Angkatan Udara Brunei Darusalam jatuh ke hutan belantara seusai sesi latihan. Insiden itu terjadi Jumat (20/7) di Kuala Benait yang masuk wilayah negeri di Pulau Borneo itu.
“Kami mendapat laporan korban tewas dalam kecelakaan helikopter tersebut berjumlah 12 orang. Namun, dua orang kadet militer berhasil selamat,” ujar juru bicara Angkatan Udara Brunei Norudin Salleh kepada AFP, Sabtu (21/7). Dua korban selamat tersebut berada dalam kondisi stabil.
Helikopter jenis Bell 212 tersebut saat itu sedang mengangkut 14 orang, termasuk di dalamnya seorang pilot. Kementrian Pertahanan dalam website mereka mengatakan Sultan Hassanal Bolkiah telah menyampaikan rasa belasungkawa terdalam kepada keluarga para korban.
“Yang Mulia berharap mereka diberi kesabaran dan beliau juga mendoakan arwah para korban diterima di sisi-Nya,” tulis pernyataan resmi pemerintah.
Koran lokal Borneo Bulletin menggambarkan kecelakaan tersebut sebagai tragedi terbesar dalam sejarah militer Brunei. Insiden ini sendiri terjadi hanya sehari menjelang awal bulan suci Ramadhan di negara Islam tersebut yang dimulai pada hari Sabtu.(AFP/Daily Express/ara/jpnn)
The helicopter was carrying 11 military cadets and three crew home after training in the jungle.
The defence ministry said the Bell 212 helicopter came down in Ulu Belait as it headed for the capital, Bandar Seri Begawan.
Brunei's ruling monarch Sultan Hassanal Bolkiah visited the two surviving cadets in hospital.
They are reported to be in a stable condition.
In a statement on its website, the Ministry of Defence said Sultan Bolkiah had extended his condolences to the families of the victims.
"His majesty also prayed that the souls of the victims would be blessed and placed with the pious," it said.
No reason has yet been given for the crash, but the ministry has said it is investigating.
Brunei is a small, oil-rich sultanate on the north coast of the island of Borneo.