Friday, July 12, 2013
Sundal Porno Cina Mohon Maaf Dengan Cara Sinis
Ini Dia Tiga Atlet SUKMA Yang Dituduh Merogol
Three charged with Sukma rape
BY RITA JONGJULY 11, 2013
Ejaan jawi diguna pakai sudah sempurna
Ejaan jawi diguna pakai sudah sempurna
SYAMSYUL FADZLI MAT
Putrajaya
SAYA tertarik untuk mengulas pendapat Noorsyazwan Nazri dari Putrajaya dalam ruangan ini keluaran Rabu, 3 Julai 2013 berhubung tulisan jawi. Semangatnya dalam mengusahakan pemantapan dan kemajuan tulisan jawi wajar dipuji.
Tetapi pada pendapat saya, cadangan beliau untuk mewujudkan huruf 'alif' yang ditiadakan dalam ejaan yang mempunyai huruf 'a' merupakan idea yang agak janggal.
Contohnya, perkataan 'yang' yang dieja sejak berzaman dengan ya + nga, dicadangkan agar dieja dengan ya+alif+nga agak tidak kena pada gayanya kerana huruf ya telah berdiri dengan sebutan alif yang terlekat kepadanya, menjadikan bunyinya ya.
Sebaliknya, huruf penambahan huruf alif mungkin hanya diperlukan pada perkataan tersebut seandainya huruf ya itu disebut yu kerana tanpa alif perkataan yang itu akan terbaca yung.
Saya bukanlah daripada kalangan mereka yang hidup dalam zaman tulisan jawi, apatah lagi pakar. Saya lahir pada tahun 1978 dan hanya belajar jawi di kelas agama sekolah rendah dan kelas agama selepas waktu sekolah.
Ejaan jawi yang digunapakai hari ini sudah agak sempurna seandainya kita bersungguh-sungguh mahu menguasainya atas dasar mengangkat keunggulan tulisan tersebut, bukan atas dasar mahu merombak apa yang tidak perlu.
Memanglah akan ada rasa kekok pada mula mempelajarinya. Namun logiknya, tidak seharusnya mungkinlah sesuatu yang dipelajari itu perlu diubah demi menuruti selera mereka yang mempelajarinya. Sementelahan huruf jawi adalah huruf-huruf Arab, corak ejaannya tentulah berkait langsung dengan cara ejaan Arab.
Tidak mungkin perkataan Ar Rahman dieja alif+ro+ro+alif+ha+mim+alif+nun sedangkan perkataan Arabnya alif+lam+ro+ha+mim+nun.
Jangan sampai perkataan Selasa yang datangnya dari huruf Arab 'thalaatha' yang bermaksud 'tiga' kelak dieja sin+alif+ lam alif+sin+alif demi transliterasi mentah-mentah sedangkan ejaan sebenar asal muasal perkataan tersebut ialah tsa+lam alif+tsa. Bukankah itu mencetus cacamarba yang lebih kronik?
Buatlah latih tubi dalam tulisan jawi sebanyak mungkin. Malah perbanyakkanlah tulisan jawi di Twitter, Facebook dan blog-blog bagi membolehkan tulisan jawi muncul di skrin peralatan gajet dan paparan komputer.
Artikel Penuh: http://www.utusan.com.my/utusan/Forum/20130711/fo_02/Ejaan-jawi-diguna-pakai-sudah-sempurna#ixzz2YoYagV3v
© Utusan Melayu (M) Bhd
Harga Ayam Naik? Jangan Makan. Ini Keburukan Makan Ayam Daging
BiaDAP ! Sepasang Sundal Porno Ajak Umat Islam Berbuka Dengan Bak Kut Teh
Kejahatan Sami Buddha Dibongkar Majalah TIME
Ikuti Myanmar, Sri Lanka Larang Edisi Time 'The Face of Buddhist Terror'
Colombo, - Mengikuti langkah Myanmar, pemerintah Sri Lanka juga melarang edisi 1 Juli majalah terkemuka Time. Ini terkait artikel sampul majalah tersebut mengenai sosok biksu Buddha Myanmar yang menimbulkan kontroversi.
Menurut otoritas Sri Lanka, artikel tersebut bisa melukai sentimen beragama di wilayah itu.
Juru bicara departemen bea-cukai Sri Lanka, Leslie Gamini mengatakan, mereka melarangnya karena majalah itu memuat foto biksu kontroversial Myanmar tersebut dengan headline "The Face of Buddhist Terror".
"Dengan operasi hukum, majalah-majalah tersebut akan disita," kata Gamini kepada kantor berita AFP,Selasa (2/7/2013).
"Kami tidak mengizinkan edisi ini didistribusikan di Sri Lanka karena kami rasa itu akan melukai sentimen beragama rakyat," imbuhnya.
Sri Lanka yang penduduknya mayoritas penganut Buddha, merupakan negara kedua setelah Myanmar yang melarang peredaran edisi 1 Juli majalah Time. Namun versi online majalah tersebut masih bisa tersedia di Sri Lanka.
Ketegangan religius terjadi di Sri Lanka tahun ini setelah sebuah kelompok radikal Buddha menolak sertifikasi halal pada makanan di negeri itu. Beberapa masjid serta tempat-tempat usaha milik warga muslim, menjadi target serangan para radikal Buddha, yang kadang kala dipimpin oleh biksu-biksu Buddha.
Beberapa waktu lalu, Presiden Sri Lanka Mahinda Rajapakse, seorang penganut Buddha, menyerukan para biksu untuk tidak membangkitkan kebencian beragama dan kekerasan.