Jambatan Selat Melaka yang dilobi bersungguh-sungguh oleh Ketua Menteri Melaka ditutup harapannya oleh Jambatan Selat Sunda. Ini kerana pemerintah Indonesia memutuskan untuk mengutamakan pembinaan Jambatan Selat Sunda terlebih dahulu.
Feasibility study sedang dibuat dan pembinaan jambatan sepanjang 29km bakal dilakukan pada 2014. Ia dijangka siap pada tahun 2020. Tetapi ramai yang mempersoalkan hasil kajian pembinaan jambatan yang bakal menelan belanja RM75 billion itu.
Ada yang menyebut kos yang terlalu mahal mungkin termasuk dengan agih-agihan korupsi.
Ini kerana kadar tol yang bakal dikenakan berkisar antara RM175 hingga RM525 yakni 150% lebih tinggi dari kadar feri yang beroperasi menghubungkan Sumatera dan Jawa itu. Jambatan ini turut dilengkapi landasan keretapi berkembar ditengah-tengahnya.
Mengandaikan kadar tol tersebut adalah kadar pergi balik seperti Jambatan Pulau Pinang, kadar per kilometer untuk melalui jambatan ini ialah RM3.02.
Menariknya, Jambatan Pulau Pinang sepanjang 13 km masih mengenakan tol RM7.50 pergi balik iaitu kadar tahun 1985 yang pada hari ini sama dengan kira-kira RM16.70 jika dikira kadar inflasi 3% setahun atau 64 sen per kilometer.
Malah Jambatan Kedua Pulau Pinang sepanjang 26km yang bakal beroperasi tahun depan hanya memakan belanja RM4.5 billion dengan kadar tol pergi balik RM9.40 atau 18 sen per kilometer.
Kebajikan telah wujud dalam dasar pemerintahan Malaysia. Hanya yang kebajingan yang gagal melihatnya.
Tarif Tol Jembatan Selat Sunda Bisa Capai Rp 500.000 Hingga Rp 1,5 Juta/Kendaraan
Kamis, 11/10/2012 13:05 WIB
Jakarta - Rencana proyek Jembatan Selat Sunda (JS) sudah melewati tahap pra studi kelayakan. Hasilnya, jika jembatan ini hanya dibangun dengan dana swasta dan sumber pendapatannya hanya dari tol maka konsekuensinya tarif lintasan sekali jalan akan sangat mahal.
Jalan tol Jembatan Selat Sunda yang diperkirakan selesai 2020 tersebut, akan memiliki tarif mencapai Rp 500.000 lebih atau 1,5 kali tarif kapal feri saat ini.
Hal tersebut seperti diungkapkan, Presiden Direktur PT Graha Banten Lampung Sejahtera (GBLS), Agung R Prabowo, dari hasil kajian pre Feasibility Study (FS) tarif tol Jembatan JSS akan mencapai Rp 500.000 lebih untuk golongan I dan paling mahal Rp 1.500.000 lebih untuk golongan IV.
"Dari hasil kajian pre FS tarif tol JSS nantinya Rp 500.000 untuk golongan I dan termahal Rp 1.500.000 lebih untuk golongan IV, atau 1,5 kali tarif kapal feri saat ini," ujar Agung dalam Diskusi Panel Jembatan Selat Sunda di Balai Sidang Universitas Indonesia, Kamis (11/10/2012).
Namun bagi investasi JSS yang diperkirakan menghabiskan dana Rp 100 triliun lebih tersebut, tarif tol sebesar itu hanya dapat menutupi 20% dari modal investasi JSS tersebut.
"Tarif segitu hanya tutupi modal investasi dalam pembangunan JSS yang mencapai US$ 10 miliar. Itu pun tarif yang ditentukan harus wajar, karena jangan sampai dikira masyarakat pengguna yang dibebani," ucapnya.
Untuk menutupi 80% modal investasi tersebut kata Agung, diusulkan berasal dari pengembangan konsesi-konsesi di kawasan sekitar JSS baik dari Banten dan Lampung. "Pembangunan kawasan disekitar JSS di Banten dan Lampung diharapkan mampu menutupi 80% modal investasi yang dikeluarkan," ungkapnya.