Saturday, November 29, 2014

Tony Pua 'kecam' tuduhan politikus Cina cari pengaruh guna wang haram

Tony Pua dalam Facebooknya cuba menyindir delegasi UMNO atas kenyataan yang dipetik dengan penuh provokasi berkenaan dakwaan orang Cina mencari kuasa politik dengan hasil wang kegiatan tidak bermoral.


Tetapi ramai pula yang tahu mengenai dalang-dalang kongsi gelap cina baik di pihak penyokong kerajaan mahupun pembangkang. Jika disebut mencari pengaruh, tentulah ia bukan dari kalangan pemimpin Cina yang murni bekerja untuk masyarakatnya sehinggakan pengaruh masyarakat tidak perlu dicari. Jika delegasi UMNO menyebut Melayu malas dan mudah lupa, tentulah Melayu yang rajin dan bijaksana itu terkecuali.

Mengapa Tony Pua menggelabah? Tidak cukupkah rumah urut dan pelacuran serta premis judi haram yang tumbuh atas restu DAP di negeri Pakatan dominan Cina? Adakah tak ada hulur2? Pernahkah pemimpin DAP ini mahu diaudit dan mengisytihar harta?

Lihat bagaimana Tony Pua dikatakan melingkupkan perniagaan yang pernah diterajuinya di Singapura dulu. Di sana, Tony Pua adalah taik yang tergamak disokong oleh pengundi. Adakah penggelapan wang berlaku? Dan adakah ia bukan dirty money.


Ini bukan untuk membela UMNO pun. Sekadar bercerita tentang hakikat sahaja.

Detik.com dakwa Utusan tuduh Presiden Indonesia angkuh

Portal berita Indonesia, Detik.com mendakwa Utusan Malaysia menyebut Presiden negara itu Joko Widodo mengambil tindakan angkuh dengan meneggelamkan kapal. Tidak dirujuk artikel mana dan kenyataan itu dipetik namun menjadi ruang luahan emosi pembaca di sana.

Jumat, 28/11/2014 19:35 WIB

Media Malaysia Sebut Jokowi Angkuh, Menko Polhukam: Bukan Angkuh, Tapi Tegas

Mega Putra Ratya - detikNews
Jakarta - Media Online 'Utusan Malaysia' menyebut Presiden Jokowi adalah pemimpin yang angkuh terkait kebijakan penenggelaman kapal asing di perairan Indonesia. Menko Polhukam Tedjo Edhy menilai, kebijakan Jokowi itu adalah kebijakan yang tegas.

"Pak Jokowi bukan angkuh tapi tegas, kenapa orang kita digantung di sana, siapa yang angkuh sekarang. Media Malaysia mengatakan kita angkuh, lalu kenapa orang kita dihukum mati di sana? Berbuat kesalahan di sini kok nggak boleh ditenggelamkan. Resiprokal (saling berbalas-red) dong," tegas Menko Tedjo di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (28/11/2014).

Tedjo menilai seharusnya media Malaysia itu juga berpikir mengapa mereka melakukan suatu hukuman ke WNI yang melanggar di negerinya, tetapi Indonesia tidak. "Jangan mikir ke dirinya sendri, mereka boleh melakukan sesuatu ke warga kita lalu kenapa kita nggak boleh. Mereka juga mengobok-ngobok kekayaan laut yang ada di kita. Kita harus tegas presiden Jokowi tegas, bukan angkuh kalau kita balik ke Malaysia ngga mau juga," paparnya.

Tedjo juga menjelaskan bahwa kapal asing yang ditenggelamkan adalah kapal yang melanggar batas laut, tidak memiliki surat-surat, dan bukan nelayan Indonesia, tetapi pakai bendera Indonesia‎.

"Ada dasar hukumnya, nggak ada masalah. Ini negara kita. Jangan diatur oleh orang asing," tutupnya.