Monday, June 18, 2012

Tarian Tortor : Lagi Pergeseran Budaya Dengan Indonesia


Lagi cetusan tidak enak oleh media Indonesia berhubung reaksi Pertubuhan Mandailing Malaysia yang mahukan tarian tor-tor, tarian tradisi etnik itu di iktiraf sebagai warisan kebangsaan seperti tarian budaya Cina dan India.

Akibatnya, ia membuahkan reaksi yang boleh dijangkakan oleh kalangan pembenci Malaysia di Indonesia yang seperti biasa, menghamburkan caci maki ke atas negara ini. 

Entah mengapa, baru hari ini, ketika pergeseran berhubung budaya yang dibawa menaiki sampan dan perahu ke semenanjung dari Sumatera dan Jawa telah berjaya menghangatkan hubungan dua negara, golongan Mandailing yang dikenali sebagai golongan Batak di Indonesia, dengan sengaja membuat tuntutan tersebut.

Untuk rekod, golongan Mendailing di negara ini telah masuk dari Sumatera selepas Perang Padri pada tahun 1803 hingga 1833 antara orang Minang yang kuat agama dengan orang Mandailing yang dikatakan ingkar pada seruan agama. Di sini, mereka terlibat dengan Perang Kemaman, Perang Klang dan membantu British menentang pembesar Melayu di Perak antara 1870 hingga 1885 . Kini mereka sebilangannya menjadi pemimpin dan ahli akademik di Malaysia. Figura paling popular di kalangan mereka di Malaysia ialah Saifudin Nasution.

Malaysia Segera Patenkan Tarian Tor-Tor Sebagai Warisan Budayanya

Andri Haryanto - detikNews
Senin, 18/06/2012 04:45 WIB

Kuala Lumpur, Kementerian Informasi, Komunikasi dan Kebudayaan Malaysia akan segera mengakui tarian Tor tor dan Gondang Sambilan yang selama ini dikenal di masyarakat Sumatera Utara, sebagai warisan kebudayaan nasional negeri jiran.

Dikutip dari Bernama.com, Menteri Informasi, Komunikasi, dan Kebudayaan Datuk Seri Dr Rais Yatim mengatakan, tarian Tor Tor dan alat musik Gordang Sambilan akan didaftarkan dalam Seksyen 67 sebagai Akta Warisan Kebangsaan 2005.

""Namun (pengakuan) ini dengan syarat penampilan tarian secara periodik harus dilakukan dan aneka permainan gendang harus dipertontonkan di depan masyarakat," kata Rais di hadapan wartawan usai membuka pertemuan komunitas Mandailing, Kamis (14/6/2012) waktu Malaysia.

Rais menambahkan, promosi seni dan budaya Mandailing sangat penting, karena dapat membuka asal usul budaya tersebut, di samping menyatukan dengan komunitas lainnya.


(ahy/mei)

1 comment:

Kemboja Putih N said...

seni di halusi bukan untuk di miliki..