Tuesday, November 25, 2014

Indonesia mahu usir pendatang Filipina ke sempadan Malaysia di Sabah


Kerajaan Malaysia diminta berkerjasama dengan pemerintah Indonesia apabila negara itu merancang untuk mengusir 526 orang tanpa identiti yang tinggal di atas perahu, ke sempadan Malaysia di kawasan Semporna.

526 orang dari ratusan keluarga dengan lebih 300 perahu ditahan dan hasil siasatan mereka datang dari Semporna tetapi bukan warga negara Malaysia.

Dipercayai mereka berasal dari wilayah Filipina dan kehadiran mereka di Pulau Derawan, Indonesia dikatakan kerana melarikan diri dari pihak berkuasa Malaysia.

Persoalannya, jika benar mereka kedengaran berbahasa Filipina tanpa mampu berbahasa Melayu, mengapa tidak di kembalikan sahaja ke wilayah Filipina?

Senin, 24/11/2014 19:48 WIB

'Manusia Perahu' Disebut Tak Berniat Ambil Alih Pulau di RI

Wiji Nurhayat - detikFinance
Ilustrasi
Jakarta - Pemerintah daerah Berau memastikan tidak ada niat 'manusia perahu' asal Malaysia dan Filipina merebut pulau terluar Indonesia. Hal ini sekaligus menepis ketakutan Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo yang khawatir kejadian lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan terulang.

"Indikasi itu tidak ada. Ini murni mereka orang-orang yang hidupnya tidak menentu dan terdesak," ungkap Wakil Bupati Berau Ahmad Rivai saat ditemui di kantor pusat Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Senin (24/11/2014).

Rivai mengatakan meskipun 'manusia perahu' tergolong nelayan asing yang menangkap ikan secara ilegal di laut Indonesia, tetapi keberadaannya murni karena desakan hidup. Diperkirakan 'manusia perahu' berasal dari Filipina yang menetap di Pulau Semporna Sabah, Malaysia. Karena desakan aparat kepolisian Malaysia, 'manusia perahu' akhirnya menyingkir hingga lautan Indonesia.

"Mereka ini orang tersudut dan akhirnya masuk ke Malaysia. Tapi di Malaysia sedang gencar sektor pariwisata akhirnya diusir mereka ini, terdesaklah mereka dan hanyut masuk ke wilayah kita. Mereka ini tidak punya warga negara, bahasanya Tagalog. Mereka bilang dari Pulau Semporna," paparnya.

Oleh karena itu, tambah Rivai, harus ada penyelesaian kongkret untuk menyelesaikan masalah 'manusia perahu' yang melibatkan 3 negara sekaligus yaitu Malaysia, Indonesia, dan Filipina. Karena tidak punya hubungan budaya maupun kesamaan fisik, ratusan 'manusia perahu' mau tidak mau harus dideportasi dari Indonesia.

"Saya minta di dalam rapat tadi, saya minta mereka ini didorong ke perbatasan negara antara Indonesia dan Malaysia. Kemudian ada tindak lanjut dari TNI AL untuk menjaga wilayah kita jangan sampai mereka datang lagi," jelasnya.

No comments: